Selasa, 13 November 2012

Sejarah islam klasik,pertengahan dan modern

Sejarah Islam klasik, Islam Pertengahan, dan Islam modern

BISMILAHIRAHMANIRAHIM
Islam Klasik 650-1250 M
Sepeninggal nabi muncul problem tentang siapa yang pantas menggantikan nabi, sebab nabi tidak meninggalkan wasiat mengenai pergantian kemimpinan[1] . Kelompok muhajirin dan anshar masing-masing mengklaim paling berhak menggantikan posisi nabi. Ketika peristiwa itu berlangsung, umar bin khattab datang dan mengusulkan abu bakar sebagai orang yang paling pantas menggantikan nabi karena kedekatan dan senioritasnya. Lalu umar membaiat abu bakar dan diikuti oleh yang lainnya. Proses pemilihan abu bakar dilakukan secara aklamasi oleh perorangan yaitu ummar bin khattab lalu disetujui kaum muslimin. Pembaiatan abu bakar pun dilakukan sekali lagi di masjid Nabawi.
Sayidina Ali bin abi thalib tidak membaiat abu bakar karena masih mengurus jenazah nabi dan menenggang perasaan isterinya, fatimah, yang menurut tanah warisan nabi tapi tidak dikabulkan abu bakar. Baru setelah fatimah wafat ali pun membaiat abu bakar[2] . pemilihan khalifah dilakukan secara demokratis. Cara ini dilakukan karena rasulullah tidak menunjuk pengganti atau mewariskan kemimpinannya kepada seseorang.
Periode klasik ini dapat pula dibagi dua ke dalam dua masa, masa kemajuan dan masa disintegrasi[3] . masa kemajuan islam 650-1000 M. Masa ini masa ekspansi, integrasi dan keemasan islam. Dalam hal ekspansi, sebelum nabi muhammad wafat di tahun 623 M. Seluruh semenanjung arabia telah tunduk ke bawah kekuasaan islam. Ekspansi kedaerah-daerah di luar arabia dimulai dizaman khalifah pertama, Abu bakar Al-Siddik.
Sayidina Abu bakar menjadi khalifah di tahun 632 M[4] . tetapi dua tahun kemudian meninggal dunia. Masanya yang singkat itu dipergunakan untuk menyelesaikan perang riddah, yang dimbulkan oleh suku-suku bangsa arab yang tidak mau tunduk lagi kepada madinah. lalu dilanjutkan oleh khlifah kedua, Umar Ibn Al-Khattab (634-644 M). Di zamannyalah gelombang ekspansi pertama terjadi, kota damaskus jatuh di tahun 635 M. Dan setahun kemudian, setelah tentara binzantium kalah pertempuran di yarmuk, jatuh ke bawah kekuasaan islam. Ekspansi di teruskan ke irak dan mesir. Irak jatuh di tangan islam pada tahun 637 M sedangkan, mesir jatuh di tangan islam pada tauhn 640 M[5] . Setelah irak jatuh ke tangan islam, lalu dilanjutkan serangan di persia. Persia jatuh ditangan islam pada tahun 641 M.
Di zaman Sayidina Usman Bin Affan (644-656 M), gelombang ekspansi pertama berhenti sampai di sini. Di kalangan umat islam terjadi perpecahan karena soal pemerintahan dan dalam kekacauan yang timbul usman  mati terbunuh.
Sebagai penganti Usman, Sayidina Ali Ibn Abi Thalib menjadi khalifah keempat  (656-661 M) tetapi mendapat tantangan dari pihak pendukung Usman terutam Mu’awiah. Ali, sebagaimana usman mati terbunuh, dan mu’awiah menjadi khalifah kelima. Mu’awiah selajutnya membentuk Dinasti Bani Umayyah (661-750 M) dan ekspansi gelombang kedua terjadi di zaman dinasti ini. Mu’awiah menerapkan pemerintahan semacam monarki yakni kekuasaan turun- menurun di kalangan keluarganya[6] .
Jatuhnya dinasti bani umayyah adalah dari semenjak berdirinya, dinasti bani umayyah telah menghadapi tantangan-tantangan. Kaum khawarij pada mulanya adalah pengikut ali, tetapi tidak setuju dengan politik ali untuk mencari penyelesaian secara damai dengan mu’awiah tentang soal khalifah[7] . Tantangan keras yang akhirnya membawa kejatuhan bani umayyah datang dari pihak golongan Syi’ah. Golongan syi’ah adalah pengikut-pengikut yang setia dari ali dan berkeyakinan bahwa alilah sebenarnya yang harus menggantikan nabi untuk menjadi khalifah umat islam. Akhirnya yang lansung membawa kepada jatuhnya kekuasaan bani umayyah ialah munculnya satu cabang lain dari Quraisy, yaitu Abu Al-Abbas. Abu al-abbas mengadakan kerja sama dengan kaum syi’ah. Serangan terhadap bani umayyah dimulai dari khurasan jatuh tahun 750 M. Tidak lama kemudian khalifah bani umayyah pun jatuh digantikan oleh abu al-abbas sebagai khalifah.
Keberhasilan menumbangkan dinasti umayyah tersebut tidak dapat dilepaskan dari beberapa faktor yaitu pertama, gencarnya propaganda yang dilakukan oleh al-abbas kepada setiap penduduk yang kecewa atas kemimpinan dinasti bani umayyah, kedua, makin banyaknya pendukung dari segala lapisan masyarakat terhadap kaum pemberontak sehingga kebencian mereka terhadap bani umayyah menjadi faktor yang memundahkan mobilisasi massa, ketiga pemerintahan dinasti bani umayyah yang dianggap zalim ikut mendorong kebencian di rakyat, keempat, kelemahan yang dialami oleh dinasti bani umayyah sendiri[8] . pada awal pemerintahan banyak masalah yang harus dihadapi. Namun, berkat bakat kemimpinannya semua permasalahan dapat diatasinya dengan baik. Kekuasaan khalifah makin lama makin tidak memilki pengaruh apa-apa. Keadaan ini tidak dapat dihindari oleh para khalifah penggantin berikutnya, karena para tentara keturunan turki yang makin lama makin banyak turut memberi dukungan bagi asyinas[9] . secara politis pada khalifah dinasti abbasiyah lemah dan mundur, di pihak lain kemajuan intelektual, sains, dan filsafat terus berkembang. Bahkan kemajuan sains, dan filsafat makin bertambah pada masa Buwaih dengan bermunculnya para ilmuwan dan filosof dengan membawa pemikiran-pemikiran baru.
Masa disintegrasi (1000-1250 M) dalam bidang politik sebenarnya telah mulai terjadi pada akhir zaman bani umayyah, tetapi memuncak di zaman bani abbasiyah[10] . khalifah-khalifah bani abbasiyah tetap diakui, tetapi kekuasaan dipengang oleh sultan-sultan Buwaihi. Kekuasaan dinasti buwaihi atas bagdad kemudian dirampas oleh dinasti Saljuk. Saljuk adalah seorang pemuka suku bangsa turki yang berasal dari Turkestan. Saljuk dapat memperluas daerah kekuasaan mereka sampai ke daerah yang dikuasai dinasti bawaihi. Dan semenjak itu sampai sekarang Asia kecil menjadi daerah islam. Dengan jatuhnya asia kecil ke tangan dinasti saljuk, jalan naik haji ke palestina bagi umat Kristen di eropa menjadi terhalang. Untuk membuka jalan itu kembali Paus Urban II berseru kepada umat kristen di eropa di tahun 1095 M supaya mengadakan perang suci terhadap islam. Perang salib pertama terjadi antara tahun 1096 M dan 1099 M, perang salib kedua antara tahun 1147 M dan 1149 M yang diikuti lagi oleh beberapa perang salib lainnya, tetapi tidak berhasil merebut palestina dari kekuasaan islam. Di abad duapuluh inilah baru palestina jatuh ke tangan inggris sesudah kalahnya turki dalam perang dunia pertama. Perpecahan di kalangan umat islam menjadi besar. Ekspansi islam di zaman ini meluas ke daerah yang di kuasai binzatium di barat, ke daerah pedalaman di timur dan afrika memalui gurun sahara di selatan. Dinasti saljikah meluaskan daerah islam sampai ke asia kecil dan dari sana kemudian diperluas lagi oleh dinasti usmani ke eropa timur. Di india Ekspansi islam diteruskan oleh dinasti Gaznawi.
Islam Pertengahan 1250-1800 M
Keturunan Jengis Khan datang membawa penghancuran ke dunia islam[11] . jengis khan berasal dari mongolia. Setelah menduduki Peking di tahun 1212 M, ia mengalihkan serangan-serangannya ke arah barat. Satu demi satu kerajaan-kerajaan islam di barat jatuh ke tangannya di tahun 1219/1220 M. Dari sini ia meneruskan serangan-serangannya ke eropa dan ke rusia. Pada permulaan tahun 1258 M ia sampai ke tepi kota bagdad. Pemerintah untuk menyerah ditolak oleh khalifah Al-Musta’sim dan kota bagdag di kepung. Pada tahun 1258 benteng bagdad ditembus dan dihancurkan hulagu. Hulagu bukanlah beragama islam dan anaknya Abaga (1265-1281 M) masuk kristen. Ghasan Mahmud (1295-1304 M) juga masuk islam dan demikian juga Uljaytun Khuda Banda (1305-1316 M). Uljaytun pada mulanya beragama kristen adalah Raja Mongol besar yang terakhir.
Pada itu Timur Link, seorang yang berasal dari keturunan Jengis Khan dapat menguasai Samarkand di tahun 1369 M. Kedatangannya ke daerah-daerah di antara Delhi dan laut Marmara membawa penghancuran. Mesjid-mesjid dan madrasah-madrasah dihancurkan.
Pasukan mongol pada tahun (1260-1277 M) melakukan pengacuran di mesir, tetapi sebaliknya pasukan mongol dihancurkan oleh mesir [12]. Pada tahun 1250 M kekuasaan mesir dikuasai kaum Mamluk.
Di india juga persaingan dan peperangan untuk merebut kekuasaan selalu terjadi sehingga india senantiasa menghadapi perubahan penguasa. Kekuasaan dinasti ghazanawi dipatahkan oleh pengikut Ghaur Khan, yang juga berasal dari salah satu suku bangsa Turki. Mereka masuk ke india di tahun 1175 M , dan bertahan samapai tahun 1206 M.
Di spanyol timbul peperangan antara dinasti-dinasti islam yang ada di sana dengan raja-raja kristen. Di dalam peperangan itu raja-raja kristen dapat memakai politik Adu-Domba antara dinasti-dinasti islam. Raja-raja kristen mengadakan persatuan sehingga satu demi satu dinasti islam dapat dikalahkan. Di tahun 1609 M boleh dikatakan tidak ada lagi orang islam di spanyol. Di zaman inilah penghacuran khilafah secara formal. Islam tidak lagi mempunyai khalifah, yang diakui oleh semua umat sebagai lambang persatuan dan ini berlaku sampai kerajaan usmani mengangkat khalifah yang baru di istanbul di abad keenam belas.
Periode usmani (1299-1422) dimulai dari awal berdirinya perluasan pertama sampai kehancuran sementara oleh serangan Timur Lenk. Pada masa usman dilakukan ekspansi islam dengan merebut wilayah dikuasai Bizantium[13] . Orkhan menggantikan usman, juga dapat menundukkan wilayah turkeman, nicaea, nicomedia, dan dapat mengontrol wilayah antara teluk edremit meluaskan wilayah eropa. Bayazid, putra murad, menggantikannya. Bayazid menaklukan wilayah yang belum ditundukkan sultan-sultan sebelumnya. Di masanya terjadi peperangan besar antara pasukan usmani melawan tentara sekutu eropa yang dimenangkan oleh pasukan usmani. Pasukan bayazid juga harus menghadapi pasukan mongol dibawah komando Timur Link. Karena jumlah pasukannya tidak seimbang, ia pun dikalahkan dan ditawan oleh timur lenk dan wafat di tahun 1402.
Di Turki ada tiga kerajaan yaitu, Sultan Muhammad Al-Fatih (1451-1481 M) dari kerajaan usmani mengalahkan kerajaan bizantium dengan menduduki istanbul di tahun 1453 M. Ekspansi ke arah barat dengan demikian berjalan lebih lancar. Pengganti sultan muhammad al-fatih adalah sultan salim (1512-1520 M) sultan salim memilki kemampuan memerintah dan memimpin peperangan. Pada masa pemerintahannya wilayah usmani bertambah luas menembus afrika utara, syiria, dan mesir. Kemajuan-kemajuan lain dibuat oleh Sultan Sulaiman Al- Qanuni (1512-1566 M)[14] . Sultan sulaiman adalah sultan usmani yang terbesar. Wilaya kekuasaannya mencakup tiga benua yaitu ASIA, AFRIKA, dan EROPA. Pada di tahun (1556-1699 M) ditandai dengan kemampuan Usmani mempertahankan wilayahnya sampai lepasnya Hungaria. Pada periode ini mulai bermunculan pemberontakan dan usaha-usaha memisahkan diri dari pemerintahan usmani. Di tahun (1699-1839 M) ditandai dengan surutnya kekuatan kerajaan dan pecahnya wilayah di tangan penguasa wilayah. Tanda-tanda ini semakin tampak, kekuatan asing seperti Rusia dan Australia mulai memainkan perannya dalam memanfaatkan kelemahan militer usmani. Perang berakhir pada tahun 1774, dimana turki kehilangan Crimea. Jelasnya di abad 18, Turki Usmani mengalami penurunan kekuasaan. Wilayah-wilayah kekuasaannya di berbagai benua satu persatu mulai menunjukkan ketidakloyalannya.
Pada di tahun (1839-1922) ditandai dengan kebangkitan kultural dan administratif dari negara di bawah pengaruh ide-ide barat. Pada periode ini dilakukan pembaharuan politik, administratif dan kebudayaan hingga kejatuhannya di tahun 1924 dan berganti menjadi Republik. Khilafah Turki Usmani dihapuskan oleh Kemal Attaturk, dan turki dirombak menjadi negara Nasional Republik Turki.
Islam modern
Pada zaman modern itu memang muncul dan dimulai di Eropa barat laut, yakni Inggris dan Prancis. Eropa barat laut, bahkan seluruh eropa, adalah daerah pinggiran[15] . Maka timbul persepsi bahwa daerah pinggiran tidak semestinya menjadi tempat lahirnya suatu terobosan sejarah yang begitu dasyat seperti zaman modern ini. Zaman modern itu tidak muncul dari eropa barat alut, tentu akan muncul dalam waktunya yang tepat, entah di negeri China ( karena industrialismenya) atau di dunia islam (karena etos intelektualnya). Dan dari dua kemungkinan itu, dunia islam memiliki peluang lebih besar, sebab etos intelektual atau keilmuan adalah dasar dari pengembangan peradaban modern ini.
Agama islam berkepentingan untuk memacu pembaruan, peningkatan dan pengembangan kehidupan. ia berkepentingan mendorong seluruh potensi manusia agar dapat berkreasi, agar membesar dan meningkat[16] . Islam bukan hanya sebagai ritus-ritus yang haruskan dilaksanakan, bukan hanya da’wah akhlak,bukan hanya sebagai suatu sistem pemerintahan, sistem perekonomian atau sistem hubungan internalsional. islam merupakan gerakan inopatif dan kreatif. Untuk mewujudkan sebuah kehidupan yang belum pernah ada sebelumnya dan belum pernah diatur oleh perundang-undang yan dibuat orang pada zaman sebelum maupun sesudah datangnya islam. Daya inopasi dan kreasi yang dibawa oleh islam itu ditunjukan kepada setiap hati atau kalbu, dan kalbu selanjutnya mengejawatahkannya dalam kenyataan.
Dalam memahami kedudukan dan fungsi ilmu pengetahuan dan informasi-informasi ilmiah (terutama di zaman sekarang yang sering disebut era informasi), pengertian Qur’ani tentang “ayat” itu perlu dipahami dengan baik dan direnungkan secara mendalam[17] . tetapi dalam telaah lebih lanjut, perkataan “ayat” juga mengandung makna “sumber pelajaran” atau” sumber mencari dan menemukan kebenaran”, seperti perkataan itu digunakan dalam rangkaian frase “ayat al-qur’an”.
Gerakan kebangkitan yang dipelopori al-jabarti di atas terputus beberapa tahun ketika terjadi penduduk Napoleon dari prancis atas mesir (1798-1802 M)[18] . Namun pendudukan itu sendiri memberikan saham yang tidak dapat dikatakan kecil bagi kebangkitan mesir pada masa selanjutnya, termasuk dalam bidang sejarah. Setelah prancis meninggalkan mesir, penguasa baru mesir Muhammad Ali Pasya bertekad untuk memulai pembangunan mesir dengan meniru barat. Sekolah-sekolah baru dibuka dan para mahasiswa dikrim ke eropa. Pada masa ini gerakan penulisan sejarah yang dipelopori al-jabarti disusul oleh Isma’il al-Kasyasyaf dan al-athathar yang mulai mendapat pengikut di al-azhar juga terhenti sebagaimana pada masapendudukan napoleon tersebut. Di awal paroan kedua abad ke-19, muncul dua kelompok yang menjadi pelopor kedua setelah al-jabarti dalam kebangkitan penulisan sejarah.